Tarakan – Di tengah derasnya arus digitalisasi dan tantangan moral generasi muda, SMP Muhammadiyah Tarakan (SMP MUDA) menempuh jalan yang tidak biasa. 

Setiap pagi, sebelum pelajaran dimulai, siswa-siswi sekolah ini melangkahkan kaki ke musala untuk menunaikan Shalat Dhuha berjamaah, mendengarkan kajian Islam, dan menghafal Al-Qur’an.

Pemandangan ini kini menjadi rutinitas harian sejak tahun ajaran 2025/2026 dimulai.

Program ini tidak sekadar agenda keagamaan tambahan, tetapi bagian integral dari upaya besar sekolah dalam menanamkan karakter dan spiritualitas yang kuat kepada peserta didik.

Menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Keislaman, Ustadz Islamuddin, S.Pd.I., M.Pd., kegiatan ini dirancang sebagai fondasi nilai dalam pembentukan kepribadian siswa di era yang penuh distraksi dan tekanan moral.

> “Kami ingin siswa SMP MUDA tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat dalam akidah dan akhlak. Kegiatan pagi ini adalah bentuk ikhtiar kami menciptakan ruang sunyi di tengah kebisingan dunia luar,” ungkapnya.


Dengan dimulai dari pukul 07.00 hingga 09.05 WITA, kegiatan ini mencakup tiga bagian utama: shalat dhuha berjamaah, kajian tematik tentang nilai-nilai keislaman, dan hafalan ayat-ayat suci Al-Qur’an.

Suasana religius ini dirancang tidak hanya membiasakan, tetapi juga menumbuhkan cinta terhadap ibadah dalam diri siswa.

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari implementasi nilai-nilai dalam 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, sebuah pendekatan pendidikan karakter yang memadukan nilai keislaman, disiplin, dan tanggung jawab sosial.

Kepala SMP MUDA, dalam keterangannya, menyatakan bahwa program ini sebelumnya sempat dilakukan secara tidak terstruktur, namun kini telah dirancang sebagai bagian dari visi besar sekolah.

>

“Kami ingin menjadikan sekolah ini sebagai tempat tumbuhnya generasi Qur’ani yang mampu bersaing secara global, namun tetap berpijak kuat pada nilai-nilai Islam. Inilah ruh dari pendidikan Muhammadiyah yang kami pegang,” tegasnya.



Bagi para guru dan tenaga pendidik, tantangan utama bukan hanya pada teknis pelaksanaan, tetapi membangun kesadaran siswa agar mencintai proses ini. Dengan pendekatan persuasif dan keteladanan, perubahan mulai terasa: siswa lebih tenang, suasana kelas lebih kondusif, dan semangat belajar meningkat.

Tidak sedikit orang tua yang menyambut baik program ini. Beberapa dari mereka bahkan menyebut bahwa rutinitas keislaman anak-anak di sekolah turut memengaruhi suasana spiritual di rumah.

Ada yang mulai terbiasa shalat Dhuha di rumah, ada pula yang menularkan hafalan ayat kepada adiknya.

Dengan kombinasi antara pendekatan spiritual, akademik, dan pembentukan karakter, SMP MUDA tak hanya menjalankan fungsi pendidikan formal, tetapi juga membentuk manusia yang utuh—berakhlak, berilmu, dan peduli terhadap sekitarnya. Di kota Tarakan yang terus tumbuh, SMP MUDA tampil sebagai salah satu sekolah yang berani melawan arus, menawarkan pendidikan yang menyeimbangkan dunia dan akhirat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *